Generasi Alpha adalah generasi yang lahir pada tahun 2010 sampai nanti 2025. Generasi ini adalah anak dari Generasi Millenial (Gen-Y) dan dibawah Generasi Z.

Generasi Alpha secara bawaan memiliki kecerdasan teknologi yang sangat tinggi dan melebihi generasi-generasi sebelumnya, hingga mereka disebut dengan Digital Native karena sejak didalam kandungan mereka telah akrab dengan dunia digital (internet dan gadget).

UAV Drone, Robotic dan Artificial Intelligence (AI) adalah hal yang mereka gandrungi.

Di dalam dunia pendidikan, hanya metode pendidikan yang mengedepankan faktor Visual, Kinestetik, Interaktif, dan "Connected" yang akan mampu membuat para generasi alpha menikmati proses belajarnya.

Ada sekitar 2.5 juta anak Genersi Alpha lahir setiap pekannya di seluruh dunia. Hampir tidak ada batas wilayah untuk mereka, karena setiap hal yang terjadi dimanapun di dunia ini akan terkoneksi ke radar mereka.

Generasi Ahad i-School aware terhadap kehadiran mereka dan kebutuhan mereka, sehingga kami terus melakukan update dan renewal terhadap metode dan konten yang kami ajarkan di sekolah kami.

Borderless class telah menjadi program kami sejak 2 tahun belakangan dengan menggunakan platform Microsoft Sway dimana anak bisa mengakses materi pelajaran dimanapun dan kapanpun, tentunya dengan supervisi yang sangat ketat dari orang tuanya. Digital book akan menjadi syarat mutlak agar materi ajar mampu menjangkau kebutuhan mereka.

Generasi Ahad i-School siap menyambut Generasi Alpha untuk menjadi keluarga besar kami dalam rangka membangun Generasi yang Utuh (Generasi Ahad)

Sudah tidak bisa disangkal lagi bahwa Nusantara ini memiliki sumberdaya alam dan manusia yang sangat berlimpah. Namun hingga 75 tahun setelah Bangsa Indonesia mampu meraih kemerdekaannya dari kolonialisme barat dan telah melewati fase-fase pasca kemerdekaan melalui proses pembangunan, kita masih belum melihat adanya tanda-tanda kemajuan paripurna baik bidang fisik berupa infrastuktur, ekonomi, energi, hukum serta sisi pembangunan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Kita telah melihat kemajuan yang sangat pesat dalam bidang demokrasi pada saat Bangsa Indonesia memasuki era reformasi dengan menempatkan rakyat sebagai pemangku kekuasaan tertinggi dengan hak-hak demokrasi yang sangat luas, namun seolah proses itu masih belum juga mampu menciptakan platform yang kokoh untuk mendapatkan kepemimpinan daerah maupun nasional yang mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap akselerasi pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya secara lahir maupun bathin.

Realitas ini telah membuat bangsa ini seolah sedang menggali keterpurukannya dalam segala lini baik ekonomi (rakyat miskin, kesempatan kerja dan tingkat pengangguran, harga-harga yang sulit dijangkau), sosial (praktek korupsi yang masih merajalela), moral (degradasi susila) maupun spiritual (keterpurukan tokoh-tokoh agama yang justru memberi contoh yang tidak sesuai dengan semangat kesucian agama itu sendiri).